Cinta Tuhan selalu menang: Adiksi pornografi dan masturbasi

Berkali-kali saya terjatuh dalam dosa yang sama, dan berkali-kali saya harus menanggung rasa kotor dan rasa bersalah yang mendalam. Berkali-kali saya lakukan dosa yang sama, dan berkali-kali saya tertunduk diam di kaki Salib di kamar saya, bergumul apakah saya harus memohon ampun untuk yang ke-seribu kali, atau melangkah meninggalkan Dia karena merasa diri ini tidak layak. Berkali-kali saya tergoda untuk menyerah kalah atas adiksi pornografi dan masturbasi, namun berkali-kali kasih Tuhan lebih kuat memenangkan hati saya – mengampuni, melayakkan, dan memulihkan hidup saya kembali. Tidak, bukan berkali-kali, tapi ratusan kali, ribuan kali. Bahkan belum pernah satu kalipun cinta Tuhan kalah…

Walaupun sejak lahir saya dibaptis secara Katolik, namun saya merasa baru waktu SMA saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Saya bertobat atas dosa-dosa saya dan berjanji untuk hidup bagi Tuhan dan bagi Gereja. Sejak pertobatan itu saya merasa Tuhan hadir dalam diri saya secara hidup dan sungguh nyata, dan sejak pertobatan itu saya merasa terpanggil untuk melayani, khususnya di tengah-tengah orang muda. Hidup saya berubah, atau setidaknya kerinduan-kerinduan dalam hati saya berubah.

Perubahan kerinduan hati ternyata bukan berarti berubah menjadi suci dalam waktu satu malam. Hati saya hancur menghadapi kenyataan bahwa ternyata saya masih memiliki dorongan untuk berbuat dosa, khususnya adiksi pornografi dan masturbasi yang telah saya alami selama bertahun-tahun. Hati saya yang terdalam rindu untuk hidup benar dan menyenangkan hati Tuhan, tapi pada kenyataan sehari-hari saya masih saja berdosa. Minggu demi minggu saya bergumul mengharapkan pembebasan, namun minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, dan saya masih saja merasa terbelenggu oleh dosa ini. Pelayanan jalan terus, dosapun jalan terus. Setiap kali saya habis pelayanan saya merasa terbang bersama Tuhan, lalu segera terpuruk dalam kedosaan yang menyiksa hati saya. Setelah berdoa mohon ampun, perlahan saya merasa lebih baik. Pelayanan lagi, saya merasa lagi-lagi terbang tinggi bersama Tuhan, dan biasanya lagi-lagi terpuruk dalam dosa yang sama. Kadang saat menjadi song leader dalam sebuah persekutuan atau bahkan KRK (Kebangunan Rohani Katolik), saya bergumul di atas panggung, karena saya tahu seberapa kotornya diri saya. Lebih sering lagi saat membawakan firman Tuhan, di tengah-tengahnya saya merasa setiap kata yang saya ucapkan lebih menghujam ke hati saya sendiri daripada menjadi berkat bagi orang-orang muda yang mendengarkan.

Tahun berganti tahun, pelayanan berkembang, pemahaman akan Tuhan bertambah, begitu juga dosa adiksi pornografi dan masturbasi yang menjadi duri dalam daging bagi hidup saya – sampai satu hari. Malam itu saya menjadi seorang penerjemah bagi seorang pembicara yang diundang dari luar negri. Di atas panggung saya berdua dengan dia, dan dia mulai bercerita bagaimana dia dulunya adalah seorang pecandu masturbasi. Sambil menerjemahkan kisahnya, saya merasa seperti sedang menelanjangi diri saya sendiri di depan ratusan sampai ribuan orang. Bayangkan, setiap perasaan pergumulannya adalah sama persis seperti yang saya alami. Ia banyak melayani di orang muda, begitu juga saya. Ia terbelenggu adiksi masturbasi, begitu juga saya. Ia menjadi song leader dan pembicara, begitu juga saya. Ia telah dibebaskan dari adiksinya, namun saya belum.

Lewat renungan yang ia bawakan, malam itu saya belajar dua hal yang sangat penting.

Pertama, kasih Allah selalu sanggup menyembuhkan. Betapapun kotornya dan parahnya kita telah jatuh ke dalam dosa, kasih Allah selalu memiliki daya untuk memenuhi hati kita dan kuasa untuk membebaskan kita dari dosa. Akar dari setiap dosa adalah kurangnya hati kita akan cinta kasih Allah. Setiap hati yang sungguh penuh dengan cinta Tuhan pasti tidak memiliki lagi ruang untuk dosa. Maka hati ini harus terus menerus diisi oleh cinta Tuhan yang tak bersyarat, yang menerima kita apa adanya, yang tidak pernah gagal betapapun kita telah berdosa ribuan kali. Dosa adiksi masturbasi ini sering membuat diri kita merasa tidak berdaya dan seakan tidak ada jalan keluar. Bersama dengan perasaan tidak berdaya ini, kita akan mulai merasa putus asa dalam usaha kita untuk berubah. Ini titik yang penting dalam jalan pembebasan, karena di titik ini kita diundang Allah untuk percaya lebih jauh lagi pada kasihNya. The truth is, ketika kita merasa putus asa terhadap diri kita sendiri, Allah tidak pernah putus asa. We may be tempted to give up on ourselves, but Jesus never gives up on us! Maka kita perlu belajar untuk sabar akan dosa-dosa dan kelemahan diri kita sendiri, sambil terus bergantung pada cintaNya yang tanpa batas.

Kedua, dosa di dalam kegelapan harus selalu dibawa kepada terang. Dalam gelap, dosa semakin berakar dan berkembang, tapi dalam terang, dosa akan kehilangan daya kekuatannya. Artinya, jangan simpan kedosaan kita sendirian dalam gelap. Ceritakan pergumulan dosa ini pada orang yang kita percaya, yang cukup dewasa secara rohani, yang tidak menghakimi kita atas dosa-dosa ini. Semakin kita simpan dalam kegelapan, semakin dosa ini membelenggu hidup kita, namun begitu kita bawa kepada terang kasih Tuhan, perlahan-lahan dosa akan kehilangan daya belenggunya. Ini bisa terwujud lewat meminta teman sejenis (cowok dengan cowok, cewek dengan cewek) untuk menjadi accountability partner – yaitu seorang teman kepercayaan yang kita jadikan tempat bercerita dan mendapat dukungan rohani.  Bisa juga seorang pembimbing rohani, seorang pastor, atau siapapun yang memiliki kapasitas yang baik untuk fungsi ini.

Buat saya, ruang sakramen tobat dan seorang bapa pengakuan adalah tempat untuk membawa dosa ini kepada terang. Saya memilih untuk mulai mempercayakan pergumulan saya ini kepada seorang imam yang menjadi bapa pengakuan saya selama beberapa tahun ke depan. Saya mengaku dosa sebulan sekali, sebulan dua kali, dan bahkan seminggu bisa satu sampai dua kali. Setiap kali saya masuk ruang pengakuan dosa, saya akan mengungkapkan dosa yang sama, dosa yang itu itu lagi. Dan setiap kali imam senior ini akan memberikan nasehat yang menguatkan. Tidak ada penghakiman, tidak ada tuduhan, dan tidak ada pelecehan terhadap kotornya diri ini. Yang ada hanya cinta yang mengalir lewat tangannya yang membuat tanda Salib, dan hati sayapun dibanjiri pengampunan tanpa batas dari Sang Maha Cinta. Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa rahmat yang kita terima lewat sakramen bergantung pada iman yang menyertai penerimaan sakramen itu. Maka setiap kali saya masuk ruang pengakuan dosa, saya bukan saja mengumpulkan keberanian untuk mengatakan dosa yang sama, tapi juga mengerahkan segala kekuatan iman percaya saya pada cinta dan rahmat yang akan saya terima. Saat imam mengangkat tangannya tanda berkat absolusi, saya serukan dalam hati saya sekuat-kuatnya, bahwa saya mau terima cinta dan rahmat Tuhan seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, dan sebanyak-banyaknya – sebanyak yang Tuhan mau berikan buat saya. Lalu mengalirlah dengan derasnya anugerah ilahi seperti banjir di musim hujan, seperti terangnya mentari di musim kemarau, seperti kuatnya belaskasih yang mengalir dari atas kayu Salib.

Waktu berjalan terus, dan musim berganti musim, tapi Tuhan tetap setia. Satu kali saya masuk ruang pengakuan dosa, saya tidak menceritakan dosa pornografi maupun masturbasi, karena kasih Allah mulai  menunjukkan kuasaNya yang membebaskan. Lain waktu, saya menceritakan kejatuhan saya lagi, dan lain waktu lagi saya tidak menceritakan dosa ini. Saat musim semi tiba, tidak semua bunga merekah bersamaan, namun perlahan tapi pasti, tanah yang kering mulai menghijau. Waktu saya mengarahkan hati saya pada Tuhan Yesus, dan bukan pada dosa, hati ini menjadi lebih tenang, dan langkah kaki menjadi lebih kuat. Tanpa sadar, musim semi yang baru telah tiba. Saya tidak lagi menceritakan dosa-dosa pornografi dan masturbasi di ruang pengakuan dosa, sebab kasih Allah telah membebaskan saya. Terpujilah Tuhan, kasihNya selalu menang!

Melihat ke belakang, ada beberapa hal yang saya kagumi dari cara kerja Tuhan. Kalau sekarang saya ditanya tentang kesan Tuhan apa yang paling kuat tergores di hati saya, maka tanpa berpikir dua kali, saya akan segera menjawab: cinta Tuhan! My goodness, His love is so strong, so gentle, and so faithful. At the end of the day, hanya cinta ini yang sanggup memuaskan hati kita.

Pornografi dan masturbasi adalah tipuan belaka. Banyak orang berpikir bahwa pornografi dan masturbasi membawa kepuasan dalam hidup kita. Ini jelas-jelas bohong. Tuhan menciptakan seks untuk lelaki dan perempuan mengungkapkan cinta mereka lewat pemberian diri secara bebas, total, setia, dan berbuah. Kita menyebut ungkapan ini “pernikahan suci”. Problem terbesar dari pornografi dan masturbasi ini adalah bukan karena fenomena ini memperlihatkan tubuh manusia terlalu banyak, tapi justru terlalu sempit dan sedikit. Bayangkan, manusia yang sesungguhnya punya harkat dan martabat yang agung sesuai citra Allah, dipandang hanya sebagai bagian-bagian tubuh untuk dinikmati sebagai obyek kepuasan semu. Seorang penikmat materi pornografi adalah selalu seseorang yang sebetulnya rindu akan cinta Tuhan, namun seringkali ia tidak sadar akan hal itu. Ia pikir kebutuhannya akan kepuasan seks adalah kebutuhan fisik belaka, yang akan terpuaskan apabila dilampiaskan lewat masturbasi. Tanpa ia sadari, ia sebetulnya mencari sesuatu yang bisa memberikannya makna dan kepuasan/keutuhan sejati. Waktu ia menemukan pornografi, ia pikir inilah jawabannya. Maka iapun kemudian biasanya melakukan masturbasi sebagai pelampiasan yang memberikan kepuasan. Padahal, banyak orang mengalami kehampaan dalam hatinya setelah ia melakukan masturbasi. Beberapa waktu kemudian, saat ia sedang letih atau mengalami tekanan, ia kembali lagi mencari materi-materi pornografi yang kembali membawanya pada masturbasi. Tanpa ia sadari, ia terjebak dalam pola pemenuhan kepuasan yang semu ini, dan lebih parahnya ia mulai tidak bisa lepas dari kebiasaan masturbasi. Sedemikian melekatnya kebiasaan ini sampai terkadang membayangkan materi pornografi dan membayangkan akan melakukan masturbasi saja sudah menumbuhkan rasa nyaman tertentu. Apakah ini yang ia cari sebetulnya? Apakah yang ia cari adalah kepuasan sesaat yang kemudian membuat ia terikat dan tidak bisa lepas? Yang awalnya ia pikir tidak apa-apa karena tidak merugikan orang lain, sekarang telah menjadi adiksi. Yang awalnya ia pikir adalah kebebasan pribadi untuk memenuhi kebutuhannya, sekarang menjadi rantai yang membelenggu hidupnya. Kalau kita sampai tidak berdaya untuk berkata “tidak”, apanya yang bebas? Selamat datang di dunia tipuan pornografi dan masturbasi.

Kerugian terbesar memang tidak terletak pada orang lain, tapi pada diri sendiri sebagai penikmat obyek pornografi. Hari ini saya prihatin melihat orang yang terbelenggu pornografi dan masturbasi, bukan karena mereka buruk, tapi justru karena saya tahu pasti bahwa sebetulnya mereka jauh lebih baik, lebih mulia, dan lebih agung daripada apa yang mereka hidupi hari ini. Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang menjadikan pornografi dan masturbasi sebagai perusak hidup kita:

Satu, pornografi dan masturbasi melucuti manusia dari kemampuannya untuk mewujudkan cinta sejati. Cinta sejati tidak pernah menggunakan tubuh yang lainnya sebagai sarana pemuasan diri, tapi cinta sejati selalu rela berkurban bagi kebaikan sesama. Tubuh tidak pernah terlepas dari pribadi yang memiliki tubuh itu. Pemanfaatan tubuh seseorang untuk kepuasan seksualku berarti sama saja mengatakan “Kamu itu bukan pribadi yang utuh yang aku hormati. Kamu itu cuma barang yang aku pakai sebagai sarana pemuasan nafsu seks-ku”. Para penikmat pornografi memiliki kecenderungan untuk memandang orang lain sebagai bagian-bagian tubuh saja. Kalau bagian tubuh tertentu memiliki daya untuk memberikan rangsangan yang bisa dinikmati, maka orang itu disebut seksi. Perlahan-lahan hormat dan penghargaan bagi sesama tidak lagi diberikan karena ia memiliki harkat dan martabat manusia, tapi karena ia memiliki bagian tubuh tertentu yang layak dinikmati. Cara pandang seperti ini jelas menjadikan seseorang dangkal dalam memahami pribadi orang lain. Akibatnya ia semakin terkurung dalam kedangkalan dirinya sendiri, padahal ia sebetulnya diciptakan dengan kemampuan besar untuk mencintai seperti Tuhan mencintai – hanya saja ia terjerat tipuan pornografi dan masturbasi. Bicara tentang lelaki misalnya, jelas seorang lelaki sejati adalah seseorang yang mampu berpegang pada kebenaran serta berani berkurban demi cinta bagi kebaikan sesama. Lelaki yang menggunakan tubuh perempuan untuk kepuasan dirinya sendiri pastinya jauh dari konsep ideal lelaki sejati. Padahal, dengan kekuatan cinta Tuhan, ia sebetulnya mampu menjadi lelaki sejati.

Dua, pornografi dan masturbasi merusak otak manusia. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa adiksi pornografi merusak sel-sel otak manusia. Satu hal lagi yang perlu kita sadari: kerusakan sel-sel otak yang diakibatkan oleh adiksi pornografi lebih parah daripada kerusakan sel-sel otak yang diakibatkan oleh adiksi narkoba. Mau terus tinggal dalam adiksi pornografi? Siap-siap saja mengalami kerusakan otak.

Tiga, pornografi dan masturbasi adalah penghancur kehidupan pernikahan. Setiap orang yang menikmati materi-materi pornografi semakin lama akan semakin membutuhkan pilihan rangsangan yang lebih luas dan tingkat rangsangan yang lebih tinggi. Untuk itu ia mencari berbagai materi/gambar/film yang memberikan tingkat kepuasan yang terus meningkat. Yang tadinya melihat 10 gambar, sekarang jadi melihat 100 gambar. Yang tadinya butuh 30 detik untuk menikmati 1 gambar, sekarang jadi 5 detik per gambar. Akibatnya otaknya terbiasa untuk menikmati kepuasan rangsangan dengan cepat dan berganti-ganti terus. Satu hari, ia menikah dengan seorang istri yang sungguh cantik. Tapi karena ia sudah terbiasa dengan puluhan atau ratusan gambar perempuan cantik dalam hitungan menit (yang juga polesan photoshop – this is another story), maka waktu ia melihat tubuh istrinya, apa yang terjadi? Karena mekanisme rangsangan di otaknya telah membentuk pola tertentu, maka dalam waktu beberapa saat ia segera membutuhkan tubuh orang lain lagi untuk ia nikmati. Seberapapun cantiknya dan baiknya istrinya, ia tidak akan pernah puas. Tidak heran kalau menurut data statistik, orang-orang yang adiksi pornografi memiliki tingkat perceraian yang tinggi.

Ada banyak cerita kehancuran orang-orang yang terbelenggu adiksi pornografi. Dalam usaha mencari arti hidup dan keutuhan yang sejati, banyak korban berjatuhan akibat jerat tipuan ini. Mereka adalah orang-orang yang baik, orang-orang yang seringkali kita jumpai di kantor-kantor dan bekerja dengan tanggungjawab, dan bahkan orang-orang yang berdiri di mimbar untuk memberitakan Kabar Gembira. Mereka seperti perempuan Samaria yang menimba air di sumur saat teriknya matahari.

Kabar Gembira yang sesungguhnya adalah, di siang itu, ada seorang lelaki yang juga duduk di pinggir sumur, menawarkan air kehidupan. Barangsiapa minum air ini, ia tidak akan haus lagi. Di tengah-tengah pencarian akan pemuas dahaga kehidupan, ada pribadi yang menawarkan pemuasan sejati – air kehidupan – cinta Tuhan yang tanpa syarat. Pribadi ini sanggup untuk menerima semua dosa-dosa, luka-luka, dan bahkan kehancuran hidup setiap manusia, sebab di HatiNya ada banyak ruangan untuk kita beristirahat dan menikmati keutuhan sejati. Seluruh sejarah dan semua manusia diundang untuk bermuara di Hati ini. Di sini kita bisa berlabuh setelah pencarian panjang yang meletihkan dan bahkan melukai jiwa kita. Di HatiNya ada air kehidupan yang sanggup menyembuhkan hati kita. Di HatiNya ada tempat buat kita semua. Siapapun yang menerima cinta Tuhan, ia akan disembuhkan, dipulihkan, dan dipuaskan. Saya tahu ini dengan pasti, sebab saya telah menempuh perjalanan ini, dan menemukan Allah yang dengan setia telah berjuang memenangkan hati saya. Luar biasa rasanya mengenal Allah yang tidak pernah putus asa atas kerapuhan saya. Hidup ini menjadi berarti bukan karena apa yang saya lakukan, tapi karena apa yang Dia telah lakukan buat saya, dan apa yang akan Dia lakukan esok hari. I can’t wait to be surprised by God everyday. He is good, and His name is Jesus.

Jangan berhenti pada pornografi dan masturbasi yang hanya menawarkan kepuasan semu dan kehancuran. Mari berjalan terus dan lebih jauh lagi ke Hati Tuhan Yesus untuk menemukan makna hidup dan kepenuhan yang sejati. Mari rayakan kelelakian dan keperempuanan yang sesungguhnya, mari raih hidup yang penuh arti, mari temukan kekuatan cinta yang membebaskan kita untuk meraih mimpi-mimpi besar.

Kita semua diciptakan untuk sebuah keluhuran, keagungan, dan kebesaran kasih Allah. Ada mimpi-mimpi besar yang Tuhan tanamkan dalam hati banyak orang, mimpi akan dunia yang lebih baik, mimpi untuk diwujudkan oleh lelaki dan perempuan yang percaya bahwa cinta Tuhan lebih besar daripada kerapuhan diri mereka.

Nama saya Riko Ariefano. Saya pernah mengalami adiksi pornografi dan masturbasi selama belasan tahun, tapi Tuhan telah membebaskan saya, sebab kasihNya selalu menang!